Saturday, April 30, 2016
SEJARAH DAN KONDISI KOTA SEMARANG
1:47 AM
| Edit Post
PENDAHULUAN
SEJARAH DAN KONDISI KOTA SEMARANG
Indonesia
adalah salah satu negara yang terkenal akan banyaknya etnis.
Etnis-etnis tersebut diantaranya yaitu: Melayu, Jawa,Batak, Madura,
Dayak, dan lain-lain. Tapi tidak dipungkiri juga, Indonesia juga
ditinggali oleh etnis lain, salah satunya yaitu orang-orang TIONGHOA.
Dari zaman dahulu, sebelum Indonesia belum merdekapun bangsa TIONGHOA
telah mendominasi. Salah satu kota yang dituju para pendatang yaitu kota
Semarang. Hal ini dibuktikan dengan adanya sejarah yang mengatakan
bahwa di zaman Mataram kuno kira-kira pada abad ke-8, Semarang merupakan
pelabuhan penting yang kalau sekarang letaknya disekitar pasar Bulu, di
kaki bukit Bergota yang terdiri dari beberapa bukit kecil seperti Bukit
Brintik (yang kini masih dapat dilihat di perbukitan belakang Gereja
Kathedral) dan Bukit Mugas yang sekarang teerdapat gedung PTP dan
perguruan tinggi dibelakang pompa bensin hingga daerah Telogobayem.
Disebelah selatan dan barat bukit Bergota terdapat antara lain
bukit-bukit Candi dan Siamongan yaitu daerah Gedong Batu sekarang dan
pada saat itu, para pendatang dari Tiongkok sudah banyak yang bermukim
disana. Penduduknya saja masih sangat sedikit yaitu sekitar 217.775 jiwa
yang didalamnya termasuk orang Tionghoa, yaitu sekitar 27.451 jiwa.
Sebelum
berbicara mengenai Semarang lebih detail, alangkah baiknya jika kita
mengetahui asal-usul dari nama SEMARANG. Terdapat beberapa versi asal
mula nama Semarang, salah satunya yaitu pada abad ke-16 Pulau Tirang
penduduknya sudah mulai banyak dan padat, yang hanya sedikit kelihatan
disana yaitu adanya pohon asam. Dari pohon “asem”(asam) dan
“arang”(jarang) itulah maka tempat tersebut dinamakan
Semarang(asem-arang). Hal tersebut dibenarkan oleh seorang peneliti yang
bernama C.Lekkerkerker. Sedangkan, ungkapan lain mengatakan kata
“ARANG” berasal dari kata akhir dari daerah PANDAN ARANG dimana Kyai
Pandan Arang bertempat tinggal. Sebelum perang dahulu SEMARANG ditulis
SAMARANG dengan “A”. Adapun yang member nama Semarang yaitu Syeh Wali
Lanang yang dating untuk mengislamkan penduduk didaerah dimana Ki Ageng
Pandanaran tinggal.
Pada
zaman dahulu, sekitar 1500-1700 Semarang merupakan pelabuhan yang
sangat penting. Sejumlah literatur menyebutkan bahwa daya tarik Semarang
karena letak geografisnya yang sangat strategis, di tengah-tengah
kepulauan nusantara. Maka tak heran, jika banyak pedagang asing yang
datang ke Semarang. Apalagi kala itu jalur transportasi perdagangan
antarnegara satu-satunya hanya lewat jalur laut. Hal ini dibuktikan
dengan adanya catatan yang dibuat oleh seorang yang datang dari Portugis
yang bernama Tome Pires kira-kira pada tahun 1513 lalu. Pada waktu itu
ia berlayar menyusuri Pantai Utara Pulau Jawa. Disana terdapat tiga
tempat yang ramai dikunjungi oleh kapal-kapal pedagang selain pelabuhan
Jepara, antara lain mereka berlabuh di Losari, Tegal dan Semarang.
Kira-kira 150 tahun kemudian ada pula catatan yang menerangkan Semarang
sebagai Pelabuhan. Disekitar tahun 1678 Cornelius Speelman mencatat
ramainya pelabuhan Semarang yang melebihi pelabuhan Jepara yang berada
di sebelah timur Semarang. Berabad-abad lalu hingga sekitar abad 16 di
pantai utara Pulau Jawa terdapat beberapa pangkalan dagang penting yang
sering disinggahi kapal-kapal pedagang dari manca Negara. Satu-satunya
pelabuhan yang ramai pada saat itu adalah pelabuhan Jepara. Namun dalam
perkembangannya, para pedagang dari Arab, Tiongkok, India selanjutnya
singgah dari Jepara ke Semarang karena letak geografisnya yang ideal dan
alami serta dataran yang subur dan indah. Dengan datangnya
bangsa-bangsa asing ke Semarang seperti bangsa China, Melayu, Arab,
Persia, Belanda, dan lain-lain yang pada akhirnya mereka memutuskan
mendirikan pemukiman-pemukiman menurut kelompok etnisnya.
Fasilitas-fasilitas sosialpun bermunculan, misalnya: tempat-tempat
ibadah; masjid, klenteng, pusat pemerintahan, benteng-benteng
pemerintahan dan lain sebagainya.
Pada
abad tersebut, pedagang China mendominasi perdagangan di Semarang. Tak
mengherankan, bila banyak pedagang China yang menuai kesuksesan. Bahkan,
pada saat itu banyak pedagang China yang mulai memiliki rumah di
Semarang berdinding tembok dan beratap genteng cukup megah. Kesuksesan
pedagang China menjadi saudagar di Semarang juga didukung warga pribumi.
Mereka melibatkan warga asli Semarang dan sekitarnya dalam
mengembangkan usahanya.
Saat
itulah terjadi akulturasi budaya maupun sosial antara pendatang China
dengan warga pribumi. Pendatang China yang pernah mencapai 10 persen
penduduk Semarang, mencuatkan berbagai magnitude
pengaruhnya ke kebudayaan ageng Semarang. Misalnya, penduduk Tionghoa
amat hemat. Ini mempengaruhi penduduk Kota Semarang secara keseluruhan.
Khususnya, dalam mencari kesejahteraan.
Semarang
menjadi kota amat penting setelah pada 9 Juni 1702 ditunjuk sebagai ibu
kota wilayah Mataram dan pesisir Jawa. Hal ini menambah daya tarik kota
ini bagi para pedagang Nusantara maupun asing. Bahkan, pada saat itu
Semarang sudah mulai menampakkan diri sebagai bentuk kota. Wilayah
pemukiman semakin luas dengan munculnya berbagai kampung etnis. Seperti
Kampung China (Pecinan), Kampung Jawa, Kampung Belanda dan Kampung
Melayu.
Sesuai
dengan datangnya para pedagang dari mancanegara ke Semarang menjadikan
perubahan kota Semarang yang tadinya belum dianggap penting dalam
perdagangan, sekarang malah menjadi pusat para pedagang besar. Perubahan
ini dibuktikan dengan muculnya perusahaan, tempat hiburan, atau rumah
makan yang berbasis pada perdagangan. Hal ini menarik para orang-orang
Tionghoa yang langsung terjun didalamnya. Perusahaan yang ada pada saat
itu yaitu didirikannya perusahaan rokok, gedung bioskop dan juga rumah
makan. Perusahaan pabrik rokok yang terkenal pada zaman tersebut yaitu
pabrik rokok Poo Hien, Perahu Layar, pompa, Bengawan Solo, Tuton,
Gentong Gotri, Pak Tani, Rimboe, dan Sumber Girang. Selain perusahaan
rokok yang dibangun, ada juga tempat-tempat hiburan misalnya bioskop
atau pada zaman dulu disebut Theater. Theater merupakan tempat pemutaran
“Gambar Hidup” atau sekarang disebut film layar lebar. Nama-nama gedung
bioskop pada waktu itu ialah: Royal Theater, LUX Theater, Orion
Theater, Rahayu Theater. Dari keseluruhan gedung bioskop tersebut
kemudian dibongkar menjadi pertokoan sekarang ini. Adapun gedung bioskop
yang terkenal pada saat itu yaitu Grand Theater, yang pada waktu itu
pemiliknya bernama Tuan Be Biauw Tjwan dan disampingnya terdapat rumah
usaha yang dijadikan tempat perkumpulan yang dinamakan “Ta Tung Tze”
oleh masyarakat Tionghoa. Selain Grand, terdapat juga nama gedung
bioskop yang bernama “ROXY” theater dan “DJAGALAN” theater yang berada
didaerah Pecinan. Gedung-gedung bioskop tersebut menampilkan film-film
Mandarin dan film-film India. Sehubungan dengan perubahan waktu dan
perkembangan kota Semarang, tempat-tempat tersebut dibongkar yang
kemudian dijadikan tempat usaha, pertokoan.
Selain
tempat-tempat diatas, terdapat rumah makan atau restoran yang didirikan
oleh bangsa Tionghoa bernama”OEN” restoran yang oleh pendirinya yaitu
Tuan Oen Tjoek Hok. Lambat laun kemudian restoran tersebut berkembang
dan membuka cabang diberbagai kota misalnya Batavia, Jogjakarta, dan
Malang. Dan ternyata, selain ketiga bidang tersebut, masih banyak tempat
usaha yang didirikan oleh orang-orang Tionghoa. Misalnya, toko baju,
kelontong, dan jamu-jamu traditional yang diambil dari hasil bumi.
Dari
usaha-usaha itulah, dapat disimpulkan bahwa Semarang merupakan kota
perdagangan yang semakin berkembang. Hal itu ditandai dengan kedatangan
pedagang-pedagang dari mancanegara, terutama dari Cina. Mereka berdagang
hasil bumi, salah satunya lada. Di kota ini juga sudah muncul pusat
perdagangan, yakni di kawasan Pecinan. Saat itu, barang-barang dari Cina
juga banyak yang masuk ke Semarang. Mulai barang-barang dari bahan
kertas, kain, sutra, serta barang-barang gerabah (mangkok, piring, guci,
dll). Selain itu, industri lilin untuk penerangan juga sudah banyak
diproduksi oleh pendatang Cina. Perdagangan di Semarang semakin hebat
dengan banyaknya pedagang-pedagang asing selain Cina yang berdatangan ke
Semarang. Mulai pedagang India, Arab, Gujarat, bahkan pedagang Eropa
seperti Belanda, Inggris dan Portugis juga hijrah ke Semarang. Alhasil,
Semarang pun menjelma menjadi salah satu pusat perdagangan yang
penting. Pada abad tersebut para pedagang Cina-lah yang mendominasi
perdangan pada abad tersebut karena yang selama ini kita tahu mereka
sangat baik dalam mengolah sistem manajemen keuangan mereka. Makin lama
usaha mereka semakin berkembang dan menjadikan mereka sukses dalam
berdagang. Maka, dari situlah para pedagang singgah ke Semarang untuk
berdagang.
Struktur dan Bahan Bangunan Kong Tik Soe
1:18 AM
| Edit Post
Struktur dan Bahan Bangunan
Melihat kondisi yang ada sekarang, tidak terlalu banyak perubahan fisik yang pernah dilakukan pada Kong Tik Soe.
Pondasi masih berupa batu gunung. Lantai selasar dengan ubin segi enam, sedangkan lantai serambi sudah menerapkan ubin 20 / 20 dengan gambar pola geometris. Lantai ruang Sin Cie dengan ubin 25 / 25, juga dengan gambar pola geometris. Hal ini dapat dimengerti karena pembangunan Kong Tik Soe lebih akhir daripada Tay Kak Sie, sehingga terdapat perkembangan bahan bangunan.
Dinding berplester biasa. Namun pada fasade dan ruang dalam sudah diberi tambahan lapisan berupa keramik 10 / 20 berwarna hijau muda. Dinding lainnya bercat putih. Dinding antara bangunan utama dan bangunan sayap ditutup dengan kerawang hijau. Pagar pembatas tapak berupa pagar besi berjeruji berwarna merah.
Pintu pada fasade terdiri dari tujuh pasang. Lima pasang menghadap ke depan, sedangkan dua pasang saling berhadapan. Pintu yang berhadapan ini hanya memiliki satu daun pintu. Banyaknya jumlah pintu ini disebabkan karena fungsi bangunan yang beraneka ragam, sehingga mempermudah aksesibilitas. Pintu-pintu ini berwarna coklat dan hanya memiliki satu lapis daun pintu saja. Engsel pintu masih terlihat dan ambang bawah pintu lebih tinggi daripada permukaan lantai. Ambang atas pintu dengan tonjolan berbentuk bujur sangkar berukir dewa. Partisi pada ruang abu dilapisi dengan Kiem Puk.
Jendela hanya terdapat satu pasang, berbentuk lingkaran, berukir dengan motif menyerupai gajah. Bagian dalamnya panel kayu berukir yang berwarna biru dan merah. Pintu yang menghubungkan bangunan utama dengan bangunan sayap memiliki ambang atas berbentuk setengah lingkaran. Bagian atas diberi motif lantai bata merah. Daun pintunya berupa jeruji besi berwarna merah.
Kolom serupa dengan kolom pada Tay Kak Sie. Kolom selasar dan serambi berpenampang bujur sangkar, berwarna coklat dan kuning. Alas kolomnya dari batu dan berbentuk cembung. Sedangkan kolom ruang Sin Cie berpenampang lingkaran, juga berwarna coklat. Kaki kolom mengecil ke bawah dan masih memiliki alas kolom dari batu berbentuk lingkaran pula.
Konsol pada selasar luar memiliki banyak ukiran, termasuk ukiran teratai terbalik. Konsol ini berwarna–warni. Kuda-kuda juga memiliki banyak ukiran dan lukisan, yang berwarna-warni. Pada detil kuda-kuda selasar luar ditemui ukiran malaikat yang sedang menaiki naga. Juga adanya ornamen teratai yang sangat besar dan beralur unik pada konsol selasar luar. Hal ini merupakan hal yang baru. Banyak ditemui lukisan pada balok kuda-kuda. Seperti pada kuda-kuda kelenteng besar yang lain, pada gedung ini ditemui detil ornamen serupa kuntum bunga terbalik. Terdapat hal yang baru pada kuda-kuda ruang Sin Cie, yaitu digunakannya warna perak. Sebelumnya, warna perak jarang digunakan untuk arsitektur Cina.
Langit-langit ruang Sin Cie berwarna biru muda, demikian pula dengan langit-langit serambi. Atap terdiri dari empat bagian, yaitu atap ruang Sin Cie, serambi, sayap kiri, dan sayap kanan. Masing-masing berupa atap pelana tanpa teritisan. Atap serambi memiliki atap Matou Qiang, yang membagi atap menjadi tiga bagian. Selasar penghubung antara serambi dan ruang Sin Cie tidak memiliki atap, untuk memperjelas perbedaan fungsi. Hal ini juga merupakan salah satu keunikan dari gedung ini.
Simbolisasi
Karena gedung ini bukan merupakan kelenteng, maka tidak ada dewa yang dipuja, hanya terdapat altar untuk pemujaan leluhur, yang disebut sebagai Tjiong Tjo Tjong. Ruang abu pada Kong Tik Soe ini tidak ditujukan untuk marga tertentu melainkan untuk umum. Seperti ruang abu yang lain, di depan altar pemujaan terdapat deretan meja dan kursi yang digunakan sebagai tempat duduk para arwah. Kursi yang lebih besar diperuntukkan bagi arwah yang pada masa hidupnya pernah menjabat sebagai orang penting, seperti Letnan, Mayor, dan Kapten. Pada sayap kiri bangunan terdapat ruang pemujaan untuk Hok Tek Tjeng Sien dan Houw Tjiang Koen. Pada sayap kanan bangunan terdapat terdapat ruang abu untuk hwesio pendiri Kong Tik Soe, yaitu Tong Kwie See dan Thiong Ting.
Ornamen pada pintu utama berupa lukisan Kongco Mui Sin (Dewa Pintu) dan aksara Cina. Lukisan Dewa Pintu ini seringkali dijumpai pada pintu utama kelenteng besar.
Ruang abu memiliki ukiran yang sangat kaya. Warna dominan coklat dan kuning. Juga terdapat banyak Lian Tui terutama pada kolom utama. Tidak terdapat terlalu banyak Tik Lian.
Bubungan memiliki beberapa ornamen. Bubungan serambi dengan dua pasang naga kecil dan sedikit ukiran bunga serta sekawanan burung. Merupakan hal yang cukup aneh mengenai keberadaan ukiran burung ini. Bubungan ruang abu memiliki ornamen sepasang naga kecil serta deretan kerawang dan ukiran bunga. Balok nok pada ruang abu berwarna merah dengan gambar Pat Kwa pada bagian tengahnya.
Terdapat dua pasang arca singa batu. Sepasang terletak pada sebelah pintu utama, yaitu berwarna-warni. Sedangkan sepasang lagi terletak di antara selasar dan ruang abu, berwarna abu-abu, warna asli batu.
Keistimewaan
Fungsi Kong Tik Soe di masa lalu yang sangat mixed-use, yaitu sebagai “rumah abu”, sekolah, serta kantor Kong Koan. Juga pernah difungsikan sebagai penjara.
Secara arsitektural, terdapat berbagai keunikan antara lain jumlah pintu yang lebih banyak daripada bangunan ibadah pada umumnya. Dua pasang pintu di antaranya tidak terletak menghadap luar melainkan saling berhadapan. Juga pemakaian ubin yang memiliki gambar berpola geometris menandakan perbedaan bahan bangunan dari era sebelumnya. Terdapat dua pasang singa batu yang melambangkan perlindungan ekstra terhadap gedung.
Gedung ini memiliki lukisan sebagai ornamen jauh lebih banyak daripada kelenteng lainnya. Topik lukisan ini biasanya mengambil dari legenda ataupun gambar dewa. Beberapa detil ornamen yang unik seperti ukiran malaikat menaiki naga pada konsol luar, ukiran teratai yang besar, serta ukiran sekawanan burung pada bubungan. Demikian juga dengan munculnya warna perak pada kuda-kuda ruang abu.
Berbeda dengan bangunan lain dengan tata ruang serupa, maka selasar pada Kong Tik Soe ini tidak dinaungi oleh atap. Hal ini mungkin untuk mempertegas batas antara serambi dan ruang abu, dan membedakan fungsi keduanya.
Tata Ruang Gedung
12:50 AM
| Edit Post
Gedung Kong Tik Soe terletak bersikuan dengan Tay Kak Sie. Tata ruangnya serupa dengan Tay Kak Sie, merapat dengan batas tapak dan berhubungan erat dengan Tay Kak Sie, baik secara fisik maupun fungsi.
Kong Tik Soe memiliki ruang utama untuk Sin Cie. Walaupun serupa dengan Tay Kak Sie yang menerapkan dua lapis ruang, namun tata ruang yang diterapkan pada Kong Tik Soe sedikit berbeda, yaitu pada selasar luar dan atrium yang digambarkan sebagai berikut :
Dibandingkan dengan Tay Kak Sie, selasar luar Kong Tik Soe menerus menembus bangunan sayap. Demikian pula letak atrium, yaitu pada sisi kiri dan kanan, bukannya pada bagian tengah bangunan seperti Tay Kak Sie. Atrium ini memiliki pohon dengan alas berbentuk lingkaran.
Bangunan sayap kiri merupakan ruang pemujaan tambahan. Pada masa lalu digunakan untuk sekolah. Sedangkan bangunan sayap kanan merupakan ruang penghormatan untuk para Hwe Sio.
Program Kerja Yayasan Kong Tik Soe
12:31 AM
| Edit Post
PROGRAM KERJA
1. Bidang Pelayanan Keagamaan
o Sembahyang Ce It - Cap Go
Dilaksanakan tiap tanggal 1 dan 15 penanggalan lunar
o Sembahyang Sin Cia
Dilaksanakan setiap tahun baru Imlek
o Sembahyang King Thi Kong
Dilaksanakan pada tanggal 8 malam menjelang tanggal 9 tahun baru Imlek pada jam 23.00-01.00
o Sembahyang Cap Go Meh
Dilaksanakan setiap tanggal 15 pada tahun baru Imlek penanggalan lunar
o Sembahyang Ceng Beng
Bersih kubur / tilik kubur bertepatan tanggal 5 April
o Sembahyang King Hoo Ping
Sembahyang pelimpahan jasa kepada leluhur setiap tanggal 29 bulan 7 penanggalan lunar
o Sembahyang Tiong Ciu
Dilaksanakan pada tanggal 15 bulan 8 saat bulan purnama
o Sembahyang He Gwan
Untuk menghormati Malaikan Bumi, Dilaksanakan pada tanggal 15 bulan 10 penanggalan lunar
o Sembahyang Tang Cik
Dilaksanakan pada tanggal 22 Desember saat musim dingin dengan menggunakan minuman ronde untuk sesaji
o Sembahyang Jie Sie Siang Ang
Dilaksanakan tanggal 24 bulan 12 penanggalan lunar dan dimulainya pembersihan altar sebelum tahun baru Imlek
o Sembahyang Jie Kau Meh
Sembahyang tutup tahun
o Sembahyang Co Kong Tik
Upacara sembahyang untuk leluhur yang baru saja meninggal
2. Bidang Perawatan Gedung dan Inventaris
ü Ruang Tengah, khusus untuk Sin Cie
ü Ruang Kanan, Balai Pengobatan Tjie Lam Tjay
ü Ruang Kiri, Kantor Sekretariat dan ruang sembahyang
ü Aula, di bagian belakang lantai atas
ü Toilet, dibagian belakang lantai bawah
ü Bagian barat, gedung TK – SD – SMP Kuncup Melati
3. Bidang Tradisi, Seni dan Budaya
· Mengembangkan kesenian tradisional
Struktur Organisasi Yayasan Kong Tik Soe
12:28 AM
| Edit Post
Legal Formal Yayasan Kong Tik Soe
12:20 AM
| Edit Post
LEGAL FORMAL
Akta Pendirian : No. 06, tanggal 13 Nopember 2010
Notaris Tri Isdiyanti, SH
Keputusan Menteri Hukum dan HAM RI : AHU-6095.AH.01.04. Tahun 2011. Tanggal 15 September 2011.
Surat Keterangan Domisili : No. 590/49, tanggal 28 September 2010
N P W P : 02.205.040.5.509.000
Tanda Daftar Tempat Ibadah Agama Buddha : No. KW.11.10/BA.04/142/2008
Tanggal 05 Juni 2008
Tanda Daftar Yayasan Keagamaan Buddha : No. DJ.VI/BA.01.1/14/280/2008
Tanggal 04 Agustus 2008
Profil Yayasan Kong Tik Soe
12:17 AM
| Edit Post
PROFIL YAYASAN
Nama Yayasan : “ KONG TIK SOE “
Alamat : Gang Lombok No.60, RT 01/RW 01
Telepon 024.3561748
Kelurahan : Purwodinatan
Kecamatan : Semarang Tengah
Kota : Semarang (50137)
Lambang
Pohon Cemara atau Pohon Siong melambangkan
kebajikan, keteguhan hati dan keabadian.
Visi
Melestarikan tradisi, seni dan budaya dengan pilar Bhinneka Tunggal Ika
Misi
BCA : Rek. 182.1133.888 a/n Yayasan Kong Tik Soe
MANDIRI : Rek. 12345678909 a/n Yayasan Kong Tik Soe
Read more ...
Nama Yayasan : “ KONG TIK SOE “
Alamat : Gang Lombok No.60, RT 01/RW 01
Telepon 024.3561748
Kelurahan : Purwodinatan
Kecamatan : Semarang Tengah
Kota : Semarang (50137)
Lambang
Pohon Cemara atau Pohon Siong melambangkan
kebajikan, keteguhan hati dan keabadian.
Visi
Melestarikan tradisi, seni dan budaya dengan pilar Bhinneka Tunggal Ika
Misi
- Membangun budi pekerti melalui pendidikan
- Menjadi sarana peningkatan kesejahteraan masyarakat
- Menjadi pemersatu dan pengayom masyarakat Kota Semarang
BCA : Rek. 182.1133.888 a/n Yayasan Kong Tik Soe
MANDIRI : Rek. 12345678909 a/n Yayasan Kong Tik Soe
Introduction Kong Tik Soe
12:12 AM
| Edit Post
Salam sejahtera bagi kita semua,
Kong Tik Soe merupakan gedung dengan keindahan seni ukir dan seni bangunan yang sangat menawan, berdiri pada penghujung tahun 1845. Dibangun untuk memperingati budi baik serta kebajikan para leluhur yang telah berjasa bagi masyarakat. Digedung ini tersimpan nilai-nilai kearifan dan keluhuran. Seperti halnya di negara kita yang sangat menghargai dan menghormati para pahlawan yang berjasa, demikian pula halnya dengan pendirian gedung Kong Tik Soe dimaksudkan untuk mengajarkan kepada kita penghormatan kepada leluhur. Untuk menghormati leluhur dalam gedung ini disediakan sarana penghormatan yang dinamakan Sin Cie yakni sebilah papan yang terukir nama leluhur kita masing-masing. Tidak hanya sebagai gedung peringatan; sesuai dengan cita-cita leluhur kita, Kong Tik Soe juga berfungsi untuk menampung kegiatan-kegiatan keagamaan dan kemanusiaan serta kegiatan sosial.
Didalam gedung terdapat Balai Pengobatan dan Layanan perkabungan yang dikelola oleh Yayasan Tjie Lam Tjay. Sedangkan disisi barat gedung difungsikan sebagai sekolah gratis untuk anak-anak dari keluarga tidak mampu. Bidang pendidikan ini dikelola oleh Yayasan Khong Kauw Hwee.
Seiring dengan perkembangan zaman nilai-nilai luhur yang telah diwariskan berangsur-angsur mulai memudar, oleh karena itu kita sebagai generasi penerus harus bisa mawas diri, menjaga dan melestarikan nilai-nilai luhur nenek moyang kita agar tujuan mulia ini tetap lestari, abadi sepanjang masa.
Sementara itu tidak sedikit orang yang salah mengerti tentang keberadaan Kong Tik Soe, oleh karena sejak awal berdiri sering orang menyebut Kong Tik Soe sebagai rumah abu dengan demikian sering diartikan sebagai rumah abu jenazah.
Bagi kita untuk dapat disebut generasi penerus yang berbakti adalah dapat melanjutkan cita-cita mulia dan dapat mengikuti usaha mulia dari leluhurnya.
Semarang, 11 Nopember 2010
Wong Aman Gautama Wangsa
Read more ...
Kong Tik Soe merupakan gedung dengan keindahan seni ukir dan seni bangunan yang sangat menawan, berdiri pada penghujung tahun 1845. Dibangun untuk memperingati budi baik serta kebajikan para leluhur yang telah berjasa bagi masyarakat. Digedung ini tersimpan nilai-nilai kearifan dan keluhuran. Seperti halnya di negara kita yang sangat menghargai dan menghormati para pahlawan yang berjasa, demikian pula halnya dengan pendirian gedung Kong Tik Soe dimaksudkan untuk mengajarkan kepada kita penghormatan kepada leluhur. Untuk menghormati leluhur dalam gedung ini disediakan sarana penghormatan yang dinamakan Sin Cie yakni sebilah papan yang terukir nama leluhur kita masing-masing. Tidak hanya sebagai gedung peringatan; sesuai dengan cita-cita leluhur kita, Kong Tik Soe juga berfungsi untuk menampung kegiatan-kegiatan keagamaan dan kemanusiaan serta kegiatan sosial.
Didalam gedung terdapat Balai Pengobatan dan Layanan perkabungan yang dikelola oleh Yayasan Tjie Lam Tjay. Sedangkan disisi barat gedung difungsikan sebagai sekolah gratis untuk anak-anak dari keluarga tidak mampu. Bidang pendidikan ini dikelola oleh Yayasan Khong Kauw Hwee.
Seiring dengan perkembangan zaman nilai-nilai luhur yang telah diwariskan berangsur-angsur mulai memudar, oleh karena itu kita sebagai generasi penerus harus bisa mawas diri, menjaga dan melestarikan nilai-nilai luhur nenek moyang kita agar tujuan mulia ini tetap lestari, abadi sepanjang masa.
Sementara itu tidak sedikit orang yang salah mengerti tentang keberadaan Kong Tik Soe, oleh karena sejak awal berdiri sering orang menyebut Kong Tik Soe sebagai rumah abu dengan demikian sering diartikan sebagai rumah abu jenazah.
Bagi kita untuk dapat disebut generasi penerus yang berbakti adalah dapat melanjutkan cita-cita mulia dan dapat mengikuti usaha mulia dari leluhurnya.
Semarang, 11 Nopember 2010
Wong Aman Gautama Wangsa
Layanan Keagamaan Tjie Lam Tjay
12:04 AM
| Edit Post
LAYANAN KEAGAMAAN
Nama Sembahyang : Cing Bing
Tempat : Makam Tong Koei See ”Mugas”
Tiong Ting “Lampersari Selatan”
Waktu : Bulan Lunar Sa Gwee
Pemimpin : Upasaka Vesaka Murti
Pelaksana : Pengurus Yayasan
Nama Sembahyang : Ulambana dan King Hoo Ping
Tempat : Gedung Kong Tik Soe
Waktu : Bulan Lunar Jit Gwee
Pemimpin : Sangha Kong Hoa Sie
Pelaksana : Pengurus Yayasan
Tong Koei See
Artinya “ Tempat Untuk Bersama-Sama Pulang ”. Makam ini dulu berasal dari kawasan Pecinan Semarang, dipindah ke kawasan Gergaji, sekarang masuk Kelurahan Mugas Sari. Pemindahan makam ini terjadi pada tahun 1779.
Tiong Ting
Artinya Tempat Persemayaman Jenazah. Didirikan pada tahun 1832, terletak di Kelurahan Lampersari Selatan. Bertujuan untuk menyediakan tempat persemayaman bagi warga yang tidak mampu.
Read more ...
Nama Sembahyang : Cing Bing
Tempat : Makam Tong Koei See ”Mugas”
Tiong Ting “Lampersari Selatan”
Waktu : Bulan Lunar Sa Gwee
Pemimpin : Upasaka Vesaka Murti
Pelaksana : Pengurus Yayasan
Nama Sembahyang : Ulambana dan King Hoo Ping
Tempat : Gedung Kong Tik Soe
Waktu : Bulan Lunar Jit Gwee
Pemimpin : Sangha Kong Hoa Sie
Pelaksana : Pengurus Yayasan
Tong Koei See
Artinya “ Tempat Untuk Bersama-Sama Pulang ”. Makam ini dulu berasal dari kawasan Pecinan Semarang, dipindah ke kawasan Gergaji, sekarang masuk Kelurahan Mugas Sari. Pemindahan makam ini terjadi pada tahun 1779.
Tiong Ting
Artinya Tempat Persemayaman Jenazah. Didirikan pada tahun 1832, terletak di Kelurahan Lampersari Selatan. Bertujuan untuk menyediakan tempat persemayaman bagi warga yang tidak mampu.
LAYANAN PERKABUNGAN TJIE LAM TJAY
12:00 AM
| Edit Post
PROFIL LAYANAN PERKABUNGAN
Nama : Layanan Perkabungan “Tjie Lam Tjay”
Alamat : Gang Lombok No. 60
024 – 3561748
Kelurahan : Purwodinatan
Kecamatan : Semarang Tengah
Kota : Semarang (50137)
Pelaksana : Tan Giok Sing
Fasilitas Pelayanan : Mobil Jenazah
Mitsubishi Colt Diesel 100 ps
No. Polisi H.1973 JS
Peti Jenasah dan perlengkapannya
Fasilitas : Keranda
Kain Kafan
Tarif Pelayanan : Tanpa dipungut biaya
Layanan perkabungan adalah layanan yang telah dijalankan sejak awal berdirinya Tjie Lam Tjay. Saat itu jumlah orang-orang yang wafat dalam kondisi miskin cukup banyak jumlahnya. Oleh karena itu Tjie Lam Tjay bertugas mengurus pemakamannya. Sampai kini peran sosial ini masih tetap dilaksanakan.
Read more ...
Nama : Layanan Perkabungan “Tjie Lam Tjay”
Alamat : Gang Lombok No. 60
024 – 3561748
Kelurahan : Purwodinatan
Kecamatan : Semarang Tengah
Kota : Semarang (50137)
Pelaksana : Tan Giok Sing
Fasilitas Pelayanan : Mobil Jenazah
Mitsubishi Colt Diesel 100 ps
No. Polisi H.1973 JS
Peti Jenasah dan perlengkapannya
Fasilitas : Keranda
Kain Kafan
Tarif Pelayanan : Tanpa dipungut biaya
Layanan perkabungan adalah layanan yang telah dijalankan sejak awal berdirinya Tjie Lam Tjay. Saat itu jumlah orang-orang yang wafat dalam kondisi miskin cukup banyak jumlahnya. Oleh karena itu Tjie Lam Tjay bertugas mengurus pemakamannya. Sampai kini peran sosial ini masih tetap dilaksanakan.
Friday, April 29, 2016
Praktek Pengobatan Yayasan Tjie Lam Tjay
11:57 PM
| Edit Post
Praktek Pengobatan Umum
dr. Tan Sangha Sari Senin, Selasa, Rabu, Kamis 08.00 – 11.00
dr. Purwanti Sabtu 08.00 – 10.00
dr. Emilia Widyastuti Senin dan Rabu 17.00 – 19.00
Praktek Pengobatan Gigi
drg. Theresia Andika Octavianti Selasa - Jumat 08.00 - 11.00
Praktek Pengobatan Akupunktur
Tjong Thiam Ie Senin dan Kamis 08.00 – 10.00
Lie Ay Tjen Selasa dan Jumat 17.00 – 19.00
dr. Liu Hai Bing Senin s/d Sabtu 08.00 – 16.00
Perawat
Restumi Wahyuningsih
Nina Wijayani
Eny Kusmiyati
Kristiana Prasetia Handayani
Balai Pengobatan Tjie Lam Tjay merupakan bagian dari 118 Balai Pengobatan yang tersebar di kota Semarang, adalah tempat untuk memberikan pelayanan medik dasar secara rawat jalan.
Pengobatan dibuka tiap hari pagi dan sore, kecuali minggu dan hari libur nasional. Rata rata pasien yang berobat ± 30 orang setiap harinya
Daftar Tarif Periksa Balai Pengobatan Umum
1. Biaya Periksa dan obat Rp. 18.000,-
2. Biaya suntik KB 1 bulan Rp. 17.000,-
3. Biaya suntik KB 3 bulan Rp. 15.000,-
4. Biaya Konsultasi Rp. 10.000,-
5. Biaya Resep luar Rp. 10.000,-
6. Biaya suntik Rp. 5.000,-
7. Biaya suntik kortison Rp. 6.000,-
Daftar Tarif Periksa Balai Pengobata Gigi
1. Konsultasi / periksa gigi Rp. 10.000,-
2. Tambalan sementara Rp. 40.000,- s/d/ Rp. 45.000,-
3. Tambalan amalgam 1 bidang Rp. 60.000,-
4. Tambalan amalgam 2 bidang/lebih Rp. 70.000,- s/d Rp. 80.000,-
5. Tambal sinar / composite 1 bidang Rp. 85.000,-
6. tambal sinar / composite 2 bidang/lebih Rp. 100.000,- s/d Rp. 120.000,-
7. Scalling per rahang sedang Rp. 150.000,-
8. Scalling per rahan berat Rp. 175.000,-
9. Ekstrasi gigi susu Rp. 40.000,-
10. Ekstrasi gigi tetap Rp. 60.000,-
11. Ekstrasi dengan kompilasi Rp. 80.000,- s/d Rp. 100.000,-
Daftar Tarif Periksa Balai Pengobatan Umum
1. Biaya Periksa dan obat Rp. 18.000,-
2. Biaya suntik KB 1 bulan Rp. 17.000,-
3. Biaya suntik KB 3 bulan Rp. 15.000,-
4. Biaya Konsultasi Rp. 10.000,-
5. Biaya Resep luar Rp. 10.000,-
6. Biaya suntik Rp. 5.000,-
7. Biaya suntik kortison Rp. 6.000,-
Daftar Tarif Periksa Balai Pengobata Gigi
1. Konsultasi / periksa gigi Rp. 10.000,-
2. Tambalan sementara Rp. 40.000,- s/d/ Rp. 45.000,-
3. Tambalan amalgam 1 bidang Rp. 60.000,-
4. Tambalan amalgam 2 bidang/lebih Rp. 70.000,- s/d Rp. 80.000,-
5. Tambal sinar / composite 1 bidang Rp. 85.000,-
6. tambal sinar / composite 2 bidang/lebih Rp. 100.000,- s/d Rp. 120.000,-
7. Scalling per rahang sedang Rp. 150.000,-
8. Scalling per rahan berat Rp. 175.000,-
9. Ekstrasi gigi susu Rp. 40.000,-
10. Ekstrasi gigi tetap Rp. 60.000,-
11. Ekstrasi dengan kompilasi Rp. 80.000,- s/d Rp. 100.000,-
Aktifitas dan Sumbangsih Yayasan Tjie Lam Tjay
12:06 PM
| Edit Post
Aktifitas dan Sumbangsih
1. Bidang Layanan Kesehatan
1. Bidang Layanan Kesehatan
- Balai Pengobatan
- Pengobatan Umum
- Pengobatan Gigi
- Pengobatan Akupunktur
- Sumbangsih Pengobatan Gratis
2. Bidang Layanan Perkabungan
- Memberikan bantuan perlengkapan jenasah
- Memberikan bantuan pemakaman atau kremasi
3. Bidang Layanan Keagamaan
- Sembahyang Cing Bing
- Sembahyang Ulambana (King Hoo Ping) dan Pattumodana
4. Bidang Kerjasama Yayasan
- Yayasan Kong Tik Soe
- Yayasan Khong Kauw Hwee
- Yayasan Pancaka
- Yayasan Sasana Santi
- Memberikan bantuan untuk rumah – rumah ibadat
Fasilitas Layanan :
1. Mobil Ambulans
2. Mobil Jenasah
3. Keranda Jenasah
4. Peti Jenasah dan perlengkapannya
5. Kain Kafan
6. Persemayaman Jenasah
7. Penguburan Jenasah
8. Kremasi Jenasah
9. Pelarungan Abu Jenasah
10. Pemberian Bantuan Penderita Rawat Inap
(khusus untuk tenaga kependidikan, peserta didik dan karyawan TK – SD – SMP Kuncup Melati)
Struktur Yayasan Tjie Lam Tjay
12:05 PM
| Edit Post
Legal Formal Yayasan Tjie Lam Tjay
11:59 AM
| Edit Post
LEGAL FORMAL
Akta Pendirian No. 1, tgl. 03 September 2010
Notaris Tri Isdiyanti, SH
SK Menteri Hukum dan HAM No. AHU-1622.AH.01.04. Tahun 2011
Surat Keterangan Domisili No. 590/49, tgl .28 September 2010
Surat Ijin Operasional No. 921/ORSOS/IV/2011
N P W P 02.205.040.5.509.000
Subscribe to:
Posts
(Atom)
Artikel
-
▼
2016
(21)
-
▼
April
(15)
- SEJARAH DAN KONDISI KOTA SEMARANG
- Struktur dan Bahan Bangunan Kong Tik Soe
- Tata Ruang Gedung
- Program Kerja Yayasan Kong Tik Soe
- Struktur Organisasi Yayasan Kong Tik Soe
- Legal Formal Yayasan Kong Tik Soe
- Profil Yayasan Kong Tik Soe
- Introduction Kong Tik Soe
- Layanan Keagamaan Tjie Lam Tjay
- LAYANAN PERKABUNGAN TJIE LAM TJAY
- Praktek Pengobatan Yayasan Tjie Lam Tjay
- Aktifitas dan Sumbangsih Yayasan Tjie Lam Tjay
- Struktur Yayasan Tjie Lam Tjay
- Legal Formal Yayasan Tjie Lam Tjay
- Profil Tjie Lam Tjay
-
▼
April
(15)